My Blog List

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

About

Pengkaburan Sejarah

Senin, 18 Maret 2013

Mencermati peminggiran peran Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dewasa ini mendorong Adab Institute Jogja, sebuah lembaga pengkajian ilmiah non-profit yang berdedikasi kepada umat dalam bidang dakwah dan penelitian khazanah pemikiran dan peradaban Islam dari perspektif framework pemikiran Islam yang tidak terkontaminasi dengan paradigma liberal-sekuler, mengadakan seminar bertajuk “Pendidikan Sejarah Nasional Indonesia dalam Perspektif Islam". Bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan Bahasa Arab & Studi Islam Ma’had Ali bin Abi Thalib Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), acara yang dihelat di Ruang Sidang Fakultas Teknik UMY ini menghadirkan pakar sejarah Islam, yang juga peneliti Insist Jakarta dan ketua umum Pimpinan Pusat Pemuda Persis, Tiar Anwar Bachtiar, M.A. 
Dalam sambutannya, Direktur Adab Institute Jogja, Fathurraham Kamal, menegaskan, di antara problem penting yang dihadapi oleh umat Islam saat ini adalah pudarnya semangat mengkaji, memahami dan menyadari kejayaan masa lalu Islam yang gemilang, khusunya di nusantara. Generasi muda kehilangan kesadaran yang baik dan kebanggaan tentang sejarahnya sendiri, yang kemudian menimbulkan sikap inferiority complex dalam mengaktualisasikan peran keIndonesiaan mereka. Menyitir pandangan Mohammad Asad, (Leopold Weiss) dalam bukunya, Islam at the Crossroads,: “Tidak ada peradaban yang bisa makmur - atau bahkan eksis, setelah kehilangan kebanggaan dan hubungan dengan masa lalu mereka sendiri” (No civilization can prosper – or even exist, after having lost this pride and the connection with its own past…).

Kegalauan kesejarahan ini dimanfaatkan betul oleh pihak-pihak yang tidak menyukai Islam melalui upaya pendistorsian sejarah perjuangan umat Islam. Untuk konteks Indonesia, wacana digiring kepada “Islam merupakan pendatang yang seharusnya harus menyesuaikan diri dengan ‘budaya asli’ bangsa Indonesia. Ingat, Nusantara dan Republik ini eksis meraih kemerdekaannya karena cucuran keringat dan banjir darah para syuhada’!”, ungkap alumni Fakultas Dakwah & Ushuluddin Universitas Islam Madinah Saudi Arabia ini.

Alih-alih melakukan konsolidasi, para aktivis Islam baik yang di dataran elite maupun para mahasiswa masih sibuk dengan kampanye membesarkan kelompoknya masing-masing. “Sehingga diperlukan perubahan mendasar untuk menyatukan umat Islam Indonesia dalam konsep keummatan yang tidak cukup dengan jalinan psikologis-emosional silaturahim semata, tapi harus mengedepankan jalinan keilmuan, silatul ‘ilmi.” tutur Fathurrahman.

Tampil sebagai pembicara tunggal, Tiar Anwar Bachtiar, M.A. memulai presentasinya dengan menampilkan foto Candi Borobudur. Sudah menjadi kemahfuman bagi masyarakat internasional bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. “Tetapi ikon yang ditonjolkan dan selalu ditampilkan ke luar negeri adalah Candi Borobudur?” kritik kandidat doktor bidang Sejarah Universitas Indonesia ini.

Keindonesiaan yang direpresentasikan melalui Borobudur termasuk satu kesadaran sejarah yang dipaksakan. Padahal banyak bangunan lain yang bisa ditampilkan. Banyak masjid-masjid kuno dengan arsitektur berfilosofi tinggi yang bisa dijadikan ikon dan juga dibuat oleh “nenek moyang orang Indonesia”.

Situasi ini bukan sekedar karena Borobudur telah diakui sebagai salah satu keajaiban dunia, tetapi ada kolonialisasi paradigma dimana peran umat Islam yang begitu besar coba untuk dihilangkan. “Banyak yang terjadi di masa lalu. Tidak semua bisa dituliskan. Sejarawan memilihkan untuk kita, mana yang perlu diingat dan mana yang dilupakan. Sebagaimana Voltaire menukil, yang menang peranglah yang menulis sejarah,” ujar Tiar.

Riset yang dilakukan oleh Tiar terhadap konten Buku Pelajaran Sejarah Nasional Indonesia, untuk siswa-siswi SMA mempertegas penegasian peran umat Islam dan bahkan Islam ditempatkan sebagai pemecah belah.
Salah satunya adalah teks yang menyatakan Kerajaan Majapahit sebagai pemersatu Indonesia. Majapahit dianggap memainkan peran dalam menyatukan Indonesia, baik secara politik maupun ekonomi. “Sumpah Palapa” yang diikrarkan Patih Gadjah Mada disebut sebagai tonggak bersejarah penyatuan Nusantara.
“Seharusnya kita mempertanyakan, apakah yang dilakukan Majapahit menjajah atau mempersatukan? Jika kemudian proses ‘penyatuan’ itu dilakukan dengan peperangan dan bersimbah darah, kemudian daerah yang mampu ditaklukkan diwajibkan memberikan upeti dan dijadikan daerah koloni, apakah masih rasional jika kita mengatakan Majapahit sebagai pemersatu?”, timpal Tiar.

Tidak sampai hanya di situ. Islam juga dikambing-hitamkan sebagai penyebab keruntuhan Majapahit. “Setelah Wikramawardhana meninggal (1429) takhtanya digantikan oleh Suhita yang memerintah hingga 1447. Sampai dengan akhir abad ke-15 masih ada raja-raja yang memerintah sebagai keturunan Majapahit , namun telah suram karena tidak ada persatuan dan kesatuan sehingga daerah-daerah jajahan satu demi satu melepaskan diri. Para bupati di pantai utara Jawa, seperi Demak, Gresik, dan Tuban telah menganut agama Islam sehingga satu per satu memisahkan diri dari Majapahit,” kutip Tiar.

Tudingan kedua yang implisit dalam buku ajar itu adalah kerajaan-kerajaan Islam terutama Kerajaan Mataram disebut berkembang atas pandangan sinkretisme, bukan atas dasar prinsip ajaran Islam. Kebudayaan Kejawen yang merupakan akulturasi antara kebudayan Jawa, Hindu, Buddha dengan Islam ditempatkan sebagai “budaya adiluhung Jawa”. Padahal upacara-upacara dan penanggalan Jawa Islam yang dilakukan Sultan Agung bukan proses sinkretisasi tapi Islamisasi.

“Peminggiran peran umat Islam dalam penulisan buku-buku ajar Sejarah Indonesia terus berlanjut kepada porsi halaman yang tidak proporsional, ketika membahas organisasi pergerakan Islam seperti Muhammadiyah, NU, Persis, SI, dan sebagainya. Bayangkan saja, Muhammadiyah yang berperan besar dalam perjalanan sejarah bangsa ditulis tak sampai 1 halaman,” ungkap Tiar yang juga Ketua Pemuda Persatuan Islam ini.
Tak dapat dipungkiri penulisan buku-buku sejarah di Indonesia sangat bergantung kepada literatur-literatur yang ditulis oleh ilmuan imperialis yang membawa misi pelanggengan penjajahan. Maka tak mengherankan jika kemudian peran Islam tak banyak disebut atau dikaburkan sehingga terkesan sebagai pendatang yang menyebabkan kehancuran kebudayaan yang lebih dulu eksis.

“Namun, hal itu tidak membuat kita apatis dan elergi dengan buku-buku yang ditulis oleh sejarawan Barat. Ada banyak fakta-fakta yang bisa diambil untuk kemudian disusun kembali. Selain itu, masih ada 90% naskah-naskah kuno Nusantara yang belum serius diteliti. Jika naskah-naskah itu bisa dimaksimalkan sejarawan Muslim, maka harapan melahirkan buku-buku sejarah yang menempatkan Islam secara proporsional bisa diwujudkan,” Jelas Tiar.

Menanggapi pertanyaan dari salah seorang audiens terkait Buku Aliran Syiʼah di Nusantara karangan Prof. Abu Bakar Atjeh yang mengatakan Islam Syi’ah yang masuk pertama kali di Nusantara dengan bersandarkan kepada keberadaan Kerajaan Perlak (840 - 1292 M) yang bermahzab Syiah dan keberadaan makam Fatimah binti Maimun, di desa Leran, Manyar, Gresik yang batu nisannya bertuliskan tanggal wafat 7 Rajab 475 Hijriyah (2 Desember 1082 M), Tiar mengungkapkan bahwa pandangan Prof. Abu Bakar Atjeh sudah banyak dikritisi oleh para sejawaran. Mahzab Syi’ah baru tampil sebagai mahzab negara lewat kehadiran Kerajaan Safawi yang berdiri pada awal abad ke-13. Sehingga sangat kecil kemungkinan Mahzab Syiah adalah pembawa Islam pertama di Indonesia. Bahkan HAMKA berpendapat bahwa Islam sudah masuk ke Nusantara pada awal abad ke-7 dengan bukti sebuah naskah Tiongkok yang menceritakan keberadaan kelompok bangsa Arab yang telah bermukim di pantai Barat Sumatera (Barus) kala itu.

Di akhir presentasinya, Tiar mengajak para aktivis Islam untuk tidak memutus jalur keilmuan dengan mengabaikan peran para ulama-ulama Nusantara dan para tokoh-tokoh pejuang Islam Indonesia. “Sanad pembelajaran Islam yang terputus hanya akan membuat kita semakin jauh dari ulama kita sendiri. Ujungnya adalah kesalahan dalam mendakwahkan Islam di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Kita punya ulama-ulama besar sekaliber Nuruddin Al-Raniri yang karya-karyanya menjadi kajian ilmuan dunia, Syaikh Nawawi al-Bantani,Mahfudz At Tirmasi, dan Syaikh Achmad Chatib Al Minangkabawi yang pernah menjadi Imam Mahzab Syafi’i di Makkah, HAMKA yang dianugerahi gelar Doktor oleh Universitas Al Azhar Mesir, serta Natsir yang keilmuannya dikagumi oleh berbagai tokoh dunia,” tutup Tiar. (Anggun Gunawan-Adab Institute Jogja). Muslim Daily

Kuliah Kedokteran

Minggu, 17 Maret 2013

 Hafal Qur'an, Kuliah Kedokteran


 Universitas Sebelas Maret (UNS) di Solo memberikan kesempatan khusus bagi calon mahasiswa yang hafal Al Qur'an. Menurut Rektor UNS Ravik Karsidi, UNS memiliki jalur khusus penerimaan calon mahasiswa yang hafal Al Qur'an (hafidz).

Ravik mengatakan dari tahun 2012 UNS sudah menerima 8 orang penghafal Al Qur'an di Fakultas Kedokteran, Fakultas Ekonomi, dan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. "Salah satu syaratnya harus hafal minimal 20 juz Al Quran. Ini bentuk apresiasi kepada penghafal Al Quran," kata Ravik seperti dikutip Tempo.

Pada awal Februari tahun ini, UNS pernah menggelar "Safar Indonesia Menghafal" yang mendatangkan Syaikh Ali Jabber, yang pernah menjadi imam masjid Madinah, bersama tiga hafidz cilik asal Mesir, yang berusia dibawah 10 tahun.

Dalam tausyiahnya, Syaikh Ali Jaber menerangkan cara orang tua mendidik anak agar bisa hafal Qur'an dan bagaimana agar kita termotivasi mau menghafal kalamullah.

Hari Minggu?Kenapa?



Kenapa Libur kok Hari Minggu?

Di Indonesia, mayoritas penduduknya nikmati libur pekanan pada hari Ahad  dengan kata lain Minggu. Kantor serta mayoritas sekolah juga meliburkan kegiatannya pada hari Ahad , jika sebagian sekolah Islam  atau pondok pesantren yang menghentikan aktifitasnya justru pada hari Jumat serta terus berkegiatan belajar mengajar pada hari Ahad .

Lantas darimana semula libur pekanan pada hari Ahad  ini ?

Layaknya kita kenali, di negara-negara Timur sedang ( Arab ), libur pekanan ditempuh pada hari Jumat. Walau negara-negara timur sedang dihuni mayoritas masyarakat beragama Islam , tetapi Islam  sesungguhnya tidak mengutamakan hari spesifik sebagai hari libur kerja.  Didalam Islam  hari Jumat yaitu hari yang mulia, dikarenakan ada perintah-perintah spesial dari nabi muhammad saw pada umat Islam  untuk mengamalkan amalan serta ibadah spesifik layaknya membaca surat al kahfi, sholat Jumat berjamaah dan ibadah yang lain.

Lantas bagaimana dengan hari Ahad  yang disebut hari libur di Indonesia serta mayoritas negara didunia ?
Begini sejarahnya, kebiasaan libur di hari Ahad  datang dari kebiasaan Romawi  kuno di Italia. Pada waktu itu orang Romawi  kuno beribadah di hari Ahad . Oleh kerena itu, orang Romawi  libur di hari Ahad . Disamping itu, orang Romawi  senantiasa menandai hari libur serta hari mutlak yang lain dengan warna merah. Saat itu orang Romawi  menguasai banyak negara di eropa. Kekuasaan Romawi  hingga Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, serta Lain- lain. Kebiasaan libur di hari Ahad  lantas diaplikasikan di negara-negara jajahan Romawi . Terhitung belanda.
Negara Belanda lantas menjajah Indonesia sepanjang 350 th.. Orang-orang belanda di Indonesia mengaplikasikan kebiasaan libur di hari Ahad .  Hingga saat ini, kebiasaan libur di hari Ahad  tetap digunakan di Indonesia. Alasannya, sepanjang 6 hari orang telah bekerja keras serta butuh libur. Pemerintah Indonesia mengambil keputusan hari Ahad  sebagai libur nasional. Kalender Indonesia juga mewarnai hari libur yang lain dengan warna merah. Kebiasaan libur di hari Ahad  terus digunakan di banyak negara hingga saat ini. Terhitung juga menandai tanggal- tanggal mutlak dengan warna merah.

Demikian toleransinya umat Islam  di Indonesia
Bangsa Indonesia yang mayoritas muslim, dengan tidak segera telah amat bertoleransi didalam perihal keagamaan. Contohnya perihal libur nasional pada hari Ahad . Mengenai ini, bekas wakil presiden RI Jusuf Kalla sudah menerangkannya dengan gamblang dihadapan 700 pendeta didalam acara konferensi gereja sekian waktu lantas.  Saat itu Jusuf Kalla ( JK ) ditanya peserta konfrensi, “mengapa kantor-kantor harus ada masjid ?”. Dengan tegas jk menjawabnya, “justru ini dalam rencana menghormati anda. Jum’at kan tidak libur, anda libur hari Minggu untuk kebaktian. Anda dapat kebaktian dengan 5 kali shift, ( namun ) ibadah Jum’at hanya sekali. Bila anda tidak senang ada masjid di kantor, apa anda akan hari liburnya ditukar, Jum’at libur, Minggu kerja. Mengerti ini sebagai penghormatan umat Islam  pada umat kristen”, …

Adab wanita sholehah selagi berselisih dengan suami



Adab wanita sholehah selagi berselisih dengan suami
Anjuran untuk isteri jika lagi tengah timbul perselisihan atau cekcok dengan suami :

1. Jangan sampai mengimbangi lagi kemarahan suami dengan kemarahan juga. Sekiranya sang suami marah seharusnya diam mendengarkan apa sebagai permasalahan suami.
2. Tidak mengelurkan kata-kata kasar serta menyakitkan.
3. Sekiranya akan berikan jalan keluar atau jalur keluar dari sesuatu problem, usahakan bahasa yang dipakai tidak terkesan menggurui tetapi ungkapkan dengan bhs usulan.
4. Tidak keluar dari tempat tinggal suami lebih-lebih menceritakan permasalahan tersebut terhadap ke-2 orang tua, meski sebenarnya problem yang dihadapi tetap dapat dikerjakan berdua.
5. Tidak menceritakan percekcokan tersebut terhadap orang yang tidak layak untuk mendengarkannya, lebih-lebih terhadap orang yang dikira baik biarpun. Jika sekiranya cerita tersebut bertujuan untuk melacak jalan keluar serta orang yang diajak bicara bisa melindungi rahasia.
6. Tidak memperlihatkan perselisihan tersebut di depan anak2 gara-gara batin anak2 bakal rasakan terdapatnya suatu hal yang tidak beres pada ke-2 orang tua mereka. Sekiranya anak-anak ajukan pertanyaan, katakan terhadap mereka dengan ungkapan yang memberikan bahwa ga ada suatu hal yang butuh di khawatirkan.
7. Sedapat dapatnya isteri konsisten melaksanakan hal2 sebagai keharusan dirinya pada suaminya, melayani, mencucikan pakaian, bikin masakan dan lain-lain. Di samping perihal itu merupakan keharusan yang penting dilakukan, langkah tersebut bisa dibuktikan efisien untuk menjinakkan hati suami yang lagi tengah alami emosi.


Menjenguk Orang Sakit

Selasa, 12 Maret 2013

 Manfaat Menjenguk Orang Sakit
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“Tidaklah seorang muslim yang menjenguk muslim yang sedang sakit di pagi hari kecuali ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga sore hari. Dan jika ia menjenguknya di sore hari, ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga pagi hari, dan baginya sebuah taman di surga”. (HR. Tirmidzi, Shahih).

“Siapa yang menjenguk orang sakit, maka ada seorang yang berseru dari langit: “kamu adalah orang baik, dan langkahmu juga baik dan engkau berhak menempati satu tempat di surga.” (HR. Ibnu Majah, al-Tirmidzi, dan ahmad, Shahih).

Wadah

Senin, 04 Maret 2013

 Wadah
Wadah hanya akan menempatkan kita dlm kesempitan...seolah hanya wadah yg kita tempati saja tempat kebenaaran...padahal Allah tak hanya termuara dlm satu wadah ....Ke-Maha Luasan Allah atas Ilmu dan kebenaran yg mengharuskan kita keluar dari wadah...Di atas kebenaran masih ada kebenaran ...di atas ilmu masih ada ilmu, maka tiadalah kita mampu untuk menggapai Dia yg Maha Luas apalagi untuk melihat WajahNya..itu hanyalah sekedar persepsi saja.., kita hanya bisa mendengar yg kosong...melihat yg Maha Tinggi..merasakan yg Maha Luas..karena memang itulah adanya..Dia Wujud tapi
kosong....

Bagaimana kita bisa melihat wajahnya Allah ..lha wong melihat wajah maklukNya saja tak mampu...! Memang Allah itu sesuai dgn sangkaan hambanya namun berbeda dgn maklukNya..padahal semua yg pernah kita lihat di dunia ini adlh maklukNya...
Maka kenalilah Hidupmu apabila ingin berjumpa dgn yg Maha Hidup...
Allah bersemayam di dlm Baitul Makmur(otak).. Baitul Muharam(hati)..dan Baitul Muhadas(kemaluan) kita ,supaya kita berpikir dgn akal budi , marasakan dgn kolbu/hati nurani dan mengendalikan nafsu sahwad kita tdk selayaknya binatang , agar sang Aqu /Ruh kita bisa bertemu kembali dgn Dzatullah...Padahal Datnya Allah terpampang nyata dihadapan kita apabila kita peka melihat,mandengar dan merasakanNya dgn kejernihan akal , kelembutan kolbu dan kekosongan nafsu karena pd dasarnya kita itu fakir....tak punya apa2, tak bisa apa2 dan bukan siapa2 hanya Dialah yg Nyata Adanya...

GTIS 'Investasi Emas Bodong"

INVESTASI BODONG: GTIS Dapat Seterfikat Dari MU

Dugaan dua masalah penipuan berkedok investasi emas–Raihan Jewellery (dianggap Rp 13, 2 triliun) serta Golden Traders Indonesia Syariah/GTIS (rp 600 miliar)–menurut badan pengawas perdagangan berjangka komoditi (BAPPEBTI) murni pidana serta jadi ranah polisi.

Terbaru, berkenaan keterlibatan Majelis Ulama Indonesia (MUI) didalam bisnis GTIS, dianggap ketua bidang perekonomian MUI, Kh Amidhan, ada keuntungan saham sebesar 10% yang di terima yayasan dana dakwah pembangunan punya MUI.

Menurut Amidhan, keuntungan tersebut di terima dikarenakan pengurus MUI duduk sebagai dewan penasihat di GTIS. “MUI cuma jadi dewan pengawas syariah di GTIS, ” tuturnya diambil tempo. Co, sabtu (2/3). Dewan pengawas dari MUI, kata dia, yaitu sekretaris jenderal Ichwan Sam serta ketua bidang fatwa Kh Ma’ruf Amin.

Sebatas diketahui, investasi emas GTIS memperoleh sertifikat halal dari MUI pada 24 Agustus 2011.

Amidhan juga menjelaskan, emas yang dikelola GTIS cuma 1, 2 ton atau bernilai lebih kurang Rp 600 miliar. Karena, kabar bahwa dana nasabah rp 10 triliun raib tidak benar. Nilai emas beberapa ratus miliar rupiah, kata dia, tetap aman dikarenakan telah diblokir oleh bank BCA serta bank Mandiri.

Menurut Amidhan, presiden direktur GTIS Michael Ong serta direktur Edward sejak pekan lantas menghilang dari Jakarta. Manajemen segera mengamankan rekening perusahaan serta rekening pribadi dua direktur asal malaysia itu. Tetapi dia mengakui ke-2 direktur itu sudah membobol rp 4 miliar dari rekening pribadi serta rp 10 miliar dari rekening perusahan untuk diberikan ke sembilan orang. Menurut Amidhan, nama penerima dana tetap didalam penyelidikan.
Nasabah GTIS di mal taman Anggrek, Jakarta, Hendry, menyebutkan menanti hasil rapat umum pemegang saham Senin depan untuk penyelesaian duit kepunyaannya. Ia mengaku berinvestasi Rp 1 miliar di GTIS.

Deputi komisioner edukasi serta perlindungan customer otoritas layanan keuangan Sri Wahyuni Widodo menyebutkan pihaknya tidak dapat mencabut izin GTIS. Usaha yang dapat dikerjakan yaitu memberikan rekomendasi pencabutan izin usaha. “kepada instansi yang mengeluarkan izinnya, ” tuturnya tempo hari.

Kepala badan pengawas perdagangan berjangka komoditas Syahrul R. Sempunajaya menyebutkan polisi berwenang lakukan penyelidikan. “itu memiliki bentuk perdagangan bilateral biasa pada nasabah serta perusahaan. Didalam kontrak komoditi tidak dikenal imbal hasil terus setiap bln.. Yang ada yaitu marjin.

Model mereka yaitu transaksi emas fisik biasa di mana harga emas yang di tawarkan lebih mahal namun nasabah memperoleh bonus setiap bln., ” tuturnya.

Syahrul menyebutkan, skema serta tata langkah investasi yang dikerjakan oleh capaian jewellery serta GTIS sekalipun tidak sama dengan sistem transaksi di perdagangan berjangka komoditi. “lebih tegas lagi usaha itu sekalipun tak ada hubungannya dengan perdagangan berjangka. Itu murni pidana, ” tuturnya.

Menurut dia, investasi tersebut bukan sekedar dikerjakan oleh capaian serta GTIS. Tetap ada sebanyak perusahaan yang juga mempraktekkan perihal sama yaitu Virgin Gold Mining serta Trimas Mulia. “kasus layaknya itu sesungguhnya telah kerap berlangsung. Dulu dulu mencuat masalah Pt QSAR di Sukabumi. Skemanya sama yaitu Money Game atau Skema Ponzi yaitu langkah memutar dana nasabah dengan langkah membayar bonus nasabah lama dengan sumber duit dari nasabah baru. Perihal itu terus berjalan sampai jumlah dana dari nasabah baru tidak dapat lagi menutupi pembayaran bonusnya, ” tuturnya.

Sesaat, Otoritas Layanan Keuangan (OJK) berjanji dapat menghendaki pemberi izin perusahaan investasi non keuangan untuk memperketat izin. Perihal ini dikerjakan sebagai usaha menangani maraknya dugaan investasi emas bodong yang berlangsung belakangan layaknya capaian jewellery serta GTIS

Bagian dewan komisioner OJK bidang edukasi serta perlindungan customer, Kusumaningtuti Sandriharmy Soetiono, menyebutkan, OJK dapat memperjelas perizinan instansi non keuangan layaknya perusahaan-perusahaan investasi emas. “Trading Syariah yaitu perusahaan yang bukan hanya memperoleh izin dari Bank Indonesia (BI) serta tidak dari BAPEPAM-LK, ” kata dia pada kontan, jumat (1/3).

Ojk sendiri dapat melanjutkan masalah investasi ini ke satgas waspada investasi. Nah, satgas waspada investasi dapat menelusuri manfaat melacak tahu otoritas pemberi izin perusahaan-perusahaan investasi bodong itu. “belum ditetapkan perizinan ada dimana. Tetap dikoordinasikan didalam komunitas itu, ” papar kusumaningtuti.

Ia menduga, perusahaan investasi yang punya masalah sekarang ini tidak menggerakkan aktivitas usaha cocok dengan surat izin usaha perdagangan (SIUP). Kemungkinan perusahaan tersebut mempunyai izin usaha perdagangan, namun tidak termasuk terima serta mengelola dana penduduk.

Dikarenakan itu, OJK dapat aktif menggerakkan edukasi untuk menghindar penyimpangan investasi. Bila telah telanjur berlangsung layaknya saat ini, verifikasi dapat dikerjakan satgas waspada investasi.

Kusumaningtuti mengakui, ojk sering terima pengaduan penduduk melewati call centre ojk. Penduduk mengungkap kekhawatirannya pada duit investasi mereka yang tidak bisa kembali. Namun, sistem pengusutan masalah penyimpangan investasi tidak dapat dilaporkan ke publik. “jika akhirnya telah final, baru dapat kita berikan, ” tandasnya.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Islam - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger